Kamis, 27 Oktober 2011

Manusia dan Cinta Kasih


    D. Manusia dan Cinta Kasih
    Pada dasarnya, manusia diciptakan telah memiliki sifat-sifat dasar yang pada nantinya akan muncul sesuai dengan perkembangan fisik serta pengaruh luar yang mempengaruhi perkembangannya. Sifat-sifat dasar inilah yang kemudian sering kali disebut sebagai sunatullah (segala sesuatu yang telah ada sejak bayi lahir). Dari sifat-sifat dasar inilah, secara naluriah bayi setelah tumbuh seiring dengan pertumbuhan fisik, akan dapat membedakan mana yang tepat dan mana yang tidak tepat, mana yang baik dan mana yang kurang baik.
    Dalam membicarakan manusia dengan kasih sayang, dapat pula dispesifikasikan menjadi beberapa kelompok, yakni kasih sayang antar individu, kasih sayang interindividu, kasih sayang sesama, kasih sayang keibuan, kasih sayang terhadap Tuhan dan Rasulnya. Hikmah dari segala pengalaman cinta bahwa suatu kegiatan, bukan merupakan pengaruh yang pasif, demikian pula bisa dikatakan bahwa salah satu dari cinta adalah kreatifias dalam diri seseorang. Lebih tegasnya cinta lebih terletak pada aspek memberi dan menerima.

    Kasih sayang juga merupakan sifat dasar yang dibawa ketika bayi lahir. Kasih sayang ini dalam hubungan antara ibu dan bayinya. Bayi akan dapat mengenal sentuhan kasih dari orang tuanya dari mengenal sentuhan cinta ketika Ibu memberikan ASI kepada bayinya, ada contoh nya seperti, terkadang bayi dapat merasakan ASI dari ibu kandungnya (atau ibu yang biasa menyusuinya) dan menolak ASI yang diberikan dari ibu lainnya.
    Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa merasakan cinta kasih sesama dan kasih sayang kepada masyarakat, jadi kehadiran orang lain sangat berarti dalam kehidupan kita, membuat hidup kita lebih indah, bahagia dan mengesankan. Manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Untuk itu kita perlu menyeimbangkan perasaan cinta pada diri sendiri atau egois dengan mencintai dan mengasihi orang lain, membantu mereka yang membutuhkan.

    Adapun dalam Alquran tentang perlunya kasih sayang sesama manusia, kerjasama, persatuan dan persaudaraan di antara mereka :
    “Dan berpeganglah kami semua kepada tali ( agama ) Allah janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepad akamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempertautkan antara hatimu, lalu menjadikan kami karena nikmat Allah itu orang-orang yang bersaudara...” (Q.S. Ali Imran 3: 103).
    Cinta terhadap sesama tidak ada kata cemburu atau iri hati. Seseorang yang mencintai sesamanya, maka secara otomatis orang lain akan mencintainya juga, cinta ini bersifat universal. Menyatakan cinta terhadap sesama tidak harus dibuktikan dengan kata- kata kepada semua orang bahwa ia mencintainya, tetapi dibuktikan dengan tindakan yang nyata, serta orang lain dapat menilainya sebagai rasa cinta disetiap langkahnya yang tidak merugikan orang lain, membuat orang lain senang dan membuat setiap orang merasa nyaman dan aman ketika berada disekeliling orang tersebut.

    Cinta erotis, yakni cinta yang bersifat eklusif yang mendambakan adanya peleburan atau penyatuan antar pribadi dengan intimitas yang tinggi. Cinta erotis mendambakan adanya dua pribadi yang cintanya melalui tindakan-tindakan erotis yang mampu menutupi kebutuhan biologis diantara keduanya. Cinta jenis ini terjadi apabila ada ketertarikan secara seksual antara satu orang dengan orang lain yang telah memiliki hubungan cinta antar individu yang mendalam. Dorongan seksual yang tinggi merupakan bagian terpenting dalam jenis cinta ini.
    Mencintai diri sendiri yang berarti menjaga diri untuk membawa seseorang pada upaya yang tegar menghadapi setiap persoalan yang dihadapi dan menyelesaikannya secara bijak. Mampu menempatkan diri pada situasi apapun dan memperbaiki dirinya apabila ternyata dia melakukan kesalahan yang merugikan orang lain dan masyarakat secara umum.Cinta kepada diri sendiri tidaklah sama dengan mementingkan diri sendiri dan tidak berarti mencintai dirinya sendiri kemudian meninggalkan kebutuhan cinta terhadap sesama.

    Selain kepada sesama makhluk, bahwa mencintai Allah SWT merupakan kedudukan cinta tertinggi kebaikan yang paling di dambakan karena cinta merupakan rahmat yang membuat kita tak berdaya di hadapan-Nya dengan segala suatu halnya yang mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya. Cinta seorang mukmin kepada Allah akan melebihi cintanya dengan urusan duniawi. Atas cinta seorang manusia kepada Allah akan membuatnya cinta kepada semua ciptaan Allah yang membangkitkan kerinduan spirutal dan harapan kalbunya.
    Cinta kepada Allah SWT, juga diharuskan untuk cinta kepada Rasulnya. Diturunkan nya Alquran sebagai pembenar kitab-kitab lain yang sebelumnya adalah berkedudukan kedua setelah cinta kepada Allah. Karena Rasulullah adalah sempurna bagi manusia. Dalam tingkah laku, moral maupun sifat luhur lainnya. Sebagaimana dikemukakan dalam Alquran. Orang dapat dikatakan mencintai tuhan apabila ia juga mencintai rasulnya sebagaimana ia mencintai tuhannya. Demikian hubungan cinta ini berjalan, saling mendukung dan saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar