Kamis, 06 Maret 2014

PSIKOTERAPI


       I.  PENGANTAR
       1. Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Menurut Wohlberg, psikoterapi adalah pengobatan dengan cara psikologis dari masalah yang bersifat emosional di mana seseorang terlatih sengaja membangun hubungan profesional dengan pasien. Menurut Carl Gustav Jung sebagai mana dikutip dalam Nuansa-nuansa Psikologi Islam, menyatakan bahwa pengertian psikoterapi telah melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini digunakan untuk orang yang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita semua.
      2. Tujuan Psikoterapi (Korchin)
          ·   Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar
          ·   Mengurangi tekanan emosional
          ·   Mengembangkan potensi klien
          ·   Mengubah kebiasaan
          ·   Memodifikasi struktur kognisi
          ·   Memperoleh pengetahuan tentang diri
     · Mengembangkan kemampuan berkomunikasi & hubungan interpersonal
          ·   Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan
          ·   Mengubah kondisi fisik
          ·   Mengubah kesadaran diri
          ·   Mengubah lingkungan sosial

Selain itu psikoterapi juga bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosional dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya seperti halnya proses reedukasi (pendidikan kembali), sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.

      3. Unsur-unsur Psikoterapi
   a. Filosofis : Visi tentang kehidupan yang baik, orang yang baik, masyarakat yang baik. Agar dapat memahami bahwa nilai-nilai yang secara khusus membentuk sebuah konsep kesehatan mental, visi dari kehidupan dan masyarakat yang baik haruslah bisa diuji. Seorang klien dapat ditanya apakah dia yakin terhadap gagasan liberal, individualisme dan determinasi diri atau mereka cenderung menjunjung tinggi tradisi masyarakat dan perspektif kolektif. Seorang klien bisa jadi percaya bahwa “orang yang baik” tidak boleh menentang terapis yaitu seorang “pakar”,  sehingga dia tidak akan mau menyatakan bahwa bahwa terapi tersebut tidak ada berguna baginya. Pada budaya yang memandang suatu gangguan jiwa dengan stigma tinggi, “orang yang baik” mestinya tidaklah mencari bantuan kepada orang lain, apalagi ke rumah sakit. Suatu “keluarga yang baik” bisa jadi keluarga dimana masalah-masalah tidak didiskusikan secara terbuka, apalagi dengan orang lain, dan sudah tentu, dengan orang asing, misalnya terapis.
   b. Kontekstual : Persoalan-persoalan yang terjadi di daerah dimana masyarakat tertentu menetap/ tinggal. Keterlibatan ilmuwan social semakin tinggi apabila mereka berusaha untuk memahami kondisi sscial ekonomi, budaya dan politik dari suatu masyarakat dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka.
   c. Norma Sosial dan Budaya : Pada suatu waktu, masalah-masalah sosial hanya ditangani pada tingkat individu saja, dan tidak melibatkan masyarakat. Bantuan ditawarkan pada orang-orang yang mengalami penganiayaan atau kekerasan dalam bentuk terapi individu. Namun saat ini masalah sosial mulai ditangani dalam tingkat masyarakat. Contoh intervensi tingkat masyarakat misalnya intervensi komunitas untuk pencegahan kekerasan.

       4. Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi :
Konseling ditandai dengan adanya terminologi seperti :
          ·   Educational : Pendidikan
          ·   Vocational : Kejuruan
          ·   Supportive : Yang mendukung
          ·   Situational : Situasi
          ·   Problem Solving : Pemecahan masalah
          ·   Conscious : Sadar
          ·   Awareness : Kesadaran
          ·   Normal : Normal / biasa
          ·   Present Time : Masa Kini
          ·   Short Term : Waktu Singkat
Psikoterapi ditandai dengan  adanya :
         ·  Supportive (dalam keadaan krisis) : Yang mendukung
         ·  Reconstructive : Rekonstruksi
         ·  Dept Emphasis : Penekanan
         ·  Analytical : Analitis
         ·  Focus On The Past : Fokus pada masa lalu
         ·  Neurotics : Neurotik
      · Other Severe Emotional Problem and Long Term : Masalah emosional yang berat dan jangka panjang lainnya.
Menurut Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson & Rudolph (1983) perbedaan konseling dan psikoterapi sebagai berikut :
    a. Konseling untuk
         ·   Klien
         ·   Gangguan yang kurang serius
         ·   Masalah: jabatan, pendidikan
         ·   Berhubungan dengan pencegahan
         ·   Lingkungan pendidikan dan nonmedis
         ·   Berhubungan dengan kesadaran
         ·   Metode pendidikan
    b. Psikoterapi untuk
         ·   Pasien
         ·   Gangguan yang serius
         ·   Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
         ·   Berhubungan dengan penyembuhan
         ·   Lingkungan medis
         ·   Berhubungan dengan ketidaksadaran
         ·   Metode penyembuhan
 
    5.  Pendekatan terhadap mental ILNES :
Menurut J.P. Chaplin  ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu :
    a. Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
    b. Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
    c. Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
    d. Philosopic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

    6. Bentuk Utama Terapi :
    a. Terapi Supportive
      · Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
      · Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
         ·   Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
    b. Terapi Reducative
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.
    c. Terapi Reconstructive
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.


        II.    Terapi Psikoanalisis (Sigmund Freud)
    1. Konsep dasar Teori Psikoanalisis tentang Kepribadian
     a. Kesadaran
    · Mimpi-mimpi : merupakan representative simbolik dari kebutuhan, hasrat  konflik
         ·  Salah ucap / lupa : terhadap nama yg dikenal
         ·  Sugesti pascahipnotik
         ·  Bahan-bahan yang berasal dari teknik asosiasi bebas
         ·  Bahan-bahan yang berasal dari teknik proyektif
    b. Struktur Kepribadian
         ·  Id
Id berisikan motifasi dan energy positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll).
        · Ego
Peran utama dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani anatar id dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada prinsip realita (reality principle). Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional.
       · Super Ego
Super ego merupakan cabang dari moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili alam ideal daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan komponen kepribadian terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah.
    c. Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus  yaitu :
      · Tidak disadari
      ·  Menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan.
Pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima atau tidak terlalu mengancam.

    2. Unsur-unsur Terapi
     a. Munculnya Gangguan
Munculnya masalah/gangguan, Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap lingkungannya 
b. Tujuan Terapi Psikoanalisis
     · Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari idalam diri klien.
   · Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.
    c. Peran Terapis
   · Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hub personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
   · Membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan.
    ·   Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien.
    ·   Mendengarkan kesenjangan & pertentangan pada cerita klien.
  
    3. Tekhnik-tekhnik Terapi
    a. Free Association (Asosiasi Bebas)

Sebuah teknik sederhana terapi psikodinamik adalah asosiasi bebas di mana pembicaraan pasien dari apa pun yang datang ke dalam pikiran mereka. Teknik ini melibatkan seorang terapis membaca daftar kata ( misalnya ibu , anak dll ) dan pasien segera merespon dengan kata pertama yang datang ke pikiran. Diharapkan bahwa fragmen kenangan direpresi akan muncul dalam proses asosiasi bebas.

Asosiasi bebas mungkin tidak berguna jika klien menunjukkan perlawanan , dan enggan untuk mengatakan apa yang dia berpikir. Di sisi lain, adanya resistensi ( misalnya jeda terlalu panjang ) sering memberikan petunjuk yang kuat bahwa klien semakin dekat dengan beberapa ide direpresi penting dalam pemikiran nya, dan yang lebih lanjut diselidiki oleh terapis disebut untuk.

Freud melaporkan bahwa pasien bergaul bebasnya kadang-kadang mengalami seperti memori emosional yang intens dan jelas bahwa mereka hampir mengenang pengalaman. Ini seperti sebuah “kilas balik” dari perang atau pengalaman perkosaan. Memori stres seperti, begitu nyata rasanya seperti itu terjadi lagi, disebut abreaksi. Jika seperti memori mengganggu terjadi pada terapi atau dengan seorang teman yang mendukung dan salah satu merasa lebih baik - lega atau dibersihkan - kemudian, itu akan disebut katarsis.
b.  Analisis Transference
Fenomena Transference merupakan perasaan (positif dan negatif) yang dikembangkan pasien untuk dokter kapasitas untuk insight. Psikoterapi singkat dan suportif digunakan untuk semua kelainan psikiatri ringan.
    c. Analisis Resistensi
Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.
    d. Analisis Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan.






Sumber
4.     Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia
5.     Dr. Andrianto, Petrus. 1993. Catatan Kuliah PSIKIATRI. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
    8. http://sisykurniaasih.blogspot.com/2013_03_01_archive.html


      DYAH SEKAR AYU
      17511957
      3PA09