Senin, 15 April 2013

Konsep Manusia

Beberapa pandangan atau aliran dalam psikologi yang memiliki konsep berbeda tentang manusia, di antaranya:     
A.    Pandangan Psikoanalisa
Dalam aliran ini menyatakan bahwa kebanyakan dari apa yang manusia lakukan dan pikirkan adalah hasil dari keinginan dan dorongan yang mencari permunculan dalam perilaku dan pikiran. Menurut Freud, manusia pada umumnya sejak dilahirkan akan mengalami tahapan-tahapan seksualitas, yaitu:
1)      Fase oral (0-2 tahun). Pada fase ini, kepuasan seksual berada di sekitar mulut (menghisap dan makan).
2)      Fase anal (2-5 tahun). Pada fase ini, daerah kepuasan berpindah pada anus.
3)      Fase phalic (6-7 tahun). Pada fase ini kepuasan seksual berada pada alat kelamin.
4)      Fase latent (7- pubertas). Pada fase ini kepuasan seksual tersembunyi/tidak nampak.
5)      Fase genital (pubertas sampai dewasa). Segala kepuasan seks terutama berpusat di alat kelamin. Namun berbeda dengan fase phalic, pada fase ini orientasinya ke arah reproduksi atau menghasilkan keturunan.
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.
Kepribadian Sehat menurut Psikoanalisa:
  • Pada alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak-anak yang traumatis.
  • Individu bersifat egois, tidak bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan.
  • Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
  • Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
  • Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif
  • Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada
Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.

B.     Pandangan Behaviorisme
Salah satu yang menganut aliran behaviorisme adalah John B. Watson. Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan). Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:

  • Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu
  • Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif  dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium
Manusia dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu perilaku yang ditentukan oleh lingkungan.

C.    Pandangan Humanistik
Abraham Maslow dikenal sebagai bapak psikologi humanistik. Menurutnya, manusia adalah makhluk kreatif yang dikendalikan oleh niali-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri, bukan oleh kekuatan ketidaksadaran. Menurut Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
a.       Kebutuhan fisiologis
b.      Kebutuhan rasa aman
c.       Kebutuhan rasa cinta dan memiliki
d.      Kebutuhan akan penghargaan
e.       Kebutuhan aktualisasi diri
Dalam hal ini, 5 hirarki kebutuhan termasuk salah satu pengendali manusia. Setelah memenuhi kebutuhan di tingkat terendah, manusia harus berusaha memenuhi kebutuhan di tingkat atasnya agar dapat dinyatakan sebagai pribadi yang sehat dan ideal.

Sumber:
Basuki, Heru A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta:Gunadarma


DYAH SEKAR AYU
2 PA 09
17511957