Selasa, 24 Juni 2014

PORTOFOLIO KE - 4


A. TERAPI KELOMPOK
1. Konsep dasar pandangan terapi kelompok tentang kepribadian
Terapi kelompok adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok sebagai media dalam proses pertolongan profesionalnya. Dalam literature pekerjaan sosial metode ini sering disebut sebagai groupwork atau group therophy. Di dunia industri, terapi kelompok sangat sering digunakan sebagai metode mengatasi masalah-masalah yang dialami para pegawai seperti kecanduan alkohol, obat-obat terlarang, rokok, kemalasan bekerja, konflik antar pegawai.

2. Unsur-unsur terapi
a. Munculnya gangguan
Muncul dua aliran yang berbeda yang mencakup gambaran tentang proses terapi kelompok. Satu aliran memusatkan pada peraturan para anggota dan pemimpin, sementara aliran lainnya memeriksa dengan menggunakan kerangka kerja teoritis untuk memimpin kelompok.
b. Tujuan terapi
Menurut Gisela Konofka (dalam Suharto 1997), tujuan terapi kelompok adalah:

  • Individualisasi
  • Mengembangkan rasa memiliki (sense of belonging)
  • Mengembangkan kemampuan dasar untuk berpartisipasi
  • Meningkatkan kemampuan untuk memberikan kontribusi pada keputusan-keputusan melalui pemikiran rasional dan penjelasan kelompok
  • Meningkatkan respect terhadap perbedaan orang lain
  • Mengembangkan iklim sosial yang hangat dan penuh penerimaan


c. Peran terapis
Yang terpenting dalam terapi kelompok adalah konselor / terapis yang harus mempunyi dasar teori dan terlatih untuk memimpin kelompok, karena dikuatirkan membuat lebih buruk keadaan.

3. Teknik-teknik terapi
Teknik yang dapat digunakan ketika melaksanakan terapi kelompok:

  • Teknik yang melibatkan para anggota
  • Teknik yang melibatkan pemimpin
  • Menggunakan babak-babak terapeutik
  • Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
  • Teknik untuk bekerja dengan individu secara tidak langsung
  • Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi


B. TERAPI KELUARGA
1. Konsep dasar pandangan terapi keluarga tentang kepribadian
Terapi keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi keluarga sebagai sub bab pada psikologi klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Terapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat. Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. Menurut teori awal dari psikopatologi, lingkungan keluarga dan interksi orang tua anak adalah penyebab dari perilaku maladaptive (Batesan et al, 1956; Lidz&Lidz, 1949 ;Sullivan, 1953). Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang Antropologis bernama Gregory Batesan yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto, California.
2. Unsur-unsur terapi
a. Munculnya gangguan
Peran serta keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga dipandang sebagai satu sistem sehingga gangguan yang terjadi pada salah satu anggota dapat mempengaruhi sistem, disfungsi dalam keluarga dapat sebagai penyebab gangguan.
b. Tujuan terapi

  • Menurunkan konflik kecemasan keluarga 
  • Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga 
  • Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis
  • Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
  • Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga
  • Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga

c. Peran terapis

  • Merawat klien secara utuh: observasi stres emosi klien dan keluarga
  • Mengkaji fungsional dan disfungsional keluarga

3. Teknik-teknik terapi

  • Model teoritik digunakan oleh terapis untuk mengevaluasi, diagnosis dan mengubah hubungan keluarga
  • Terapi memahami  keluarga secara terpisah dan hak tersebut sebagai tanggung jawab dalam melakukan intervensi terapeutik
  • Gaya, kepribadian, dan nilai yang dimiliki seorang terapis
  • Lapangan atau cakupan terapi keluarga


C. TERAPI BERMAIN
1. Konsep dasar pandangan terapi bermain tentang kepribadian
Menurut Thompson dan Henderson (2007: 415), terapi bermain adalah penggunaan model-model teoritis secara sistematis untuk menjalin sebuah proses interpersonal dimana seorang terapis menggunakan kekuatan-kekuatan terapetik dari kegiatan bermain, untuk membantu para klien dalam mencegah atau mengatasi masalah-masalah psikososial pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Caplan  (1974) berpendapat bahwa terapi permainan bisa dilakukan dengan cara menggunakan alat yang tidak berbahaya, misal : Buku cerita yang dapat digunakan untuk menumbuhkan pola komunikasi antara siswa dengan gurunya. Melalui kegiatan bermain anak dapat bereksplorasi, mengekspresikan kehendaknya, mengungkapkan batin mereka serta menguji berbagai situasi dan perilaku dalam sebuah lingkungan yang mendukung.

2. Unsur-unsur terapi
a. Munculnya gangguan
Permainan merupakan suatu kesibukan yang ada dalam kehidupan sehari-hari dari diri anak berkebutuhan khusus  dan berguna bagi dirinya dalam kehidupannya yang mandiri kelak.

b. Tujuan terapi

  • Keterampilan mengurus diri sendiri (Self help skills) 
  • Kemampuan untuk melakukan kegiatan tertentu, kemampuan sensorik motorik kasar dan halus.(psycho-motor performance)
  • Penyesuaian diri terhadap lingkungannya (social adaptation) 
  • Keterampilan diri bagi kesiapan kerja di masyarakat (prevocational skills)
  • Meningkatkan kemampuan berpikir
  • Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
  • Meningkatkan kemampuan sosial-emosional
  • Meningkatkan dan mengembangkan percaya diri
  • Meningkatkan dan mengembangkan kemandirian
  • Meningkatkan dan mengembangkan perasaan seni
  • Memperbaiki penyimpangan perilaku
  • Meningkan dan mengembangkan pengindraan


c. Peran terapis

  • Sarana pencegahan : tidak menambah permasalahan baru dan menghambat proses belajarnya.
  • Sarana penyembuhan : dapat disembuhkan atau dilatih dengan sarana belajar melalui bentuk-bentuk permainan yang bertujuan mengembalikan fungsi fisik, psikoterapi, modifikasi perilaku, mengembangkan fungsi sosial, melatih bicara, mempertajam atau latihan visual, latihan auditif, latihan taktil, dll.
  • Sarana penyesuaian diri : anak-anak sulit beradaptasi, oleh karena itu dilatih bekelompok dalam permainan.
  • Sarana untuk mengembangkan ketajaman penginderaan : untuk menjernihkan penglihatan (visual) misal ; permainan warna, bentuk, jarak dll.
  • Sarana mengembangkan kepribadian : anak dapat bergerak dengan bebas dan aktif melakukan berbagai kegiatan dengan perasaan gembira dan menyenangkan.
  • Sarana untuk latihan aktifitas sehari-hari : permainan memasak, berdagang, rumah-rumahan dll.

3. Teknik-teknik terapi

  • Nilai Terapeutik dari permainan
  • Kepada siapa terapi bermain diberikan
  • Prosedur dalam terapi bermain.
  • Hal penting sesudah terapi bermain.

D. REVIEW
Terapi Psikoanalisis (Sigmund Freud)
Tekniknya :

  • Asosiasi bebas : Suatu metode pemanggilan kembali pengalaman masa lalu & pelepasan emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu
  • Penafsiran : Suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi
  • Analisis Mimpi : Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan
  • Analisis dan Penafsiran Resistensi : Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada dibalik resistensi sehingga dia bias menanganinya
  • Analisis & Penafsiran Transferensi : Teknik utama dalam Psikoanalisis karena mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi

Terapi Humanistik Eksistensial (Abraham Maslow)
Tekniknya :

  • Penerimaan
  • Rasa horma
  • Memahami
  • Menentramkan
  • Memberi dorongan
  • Pertanyaan terbatas
  • Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
  • Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan klien
  • Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.

Person Centered Therapy (Carl Ransom Rogers) 
Tekniknya:

  • Acceptance (penerimaan)
  • Respect (rasa hormat)
  • Understanding (mengerti, memahami)
  • Reassurance (Menentramkan hati, meyakinkan)
  • Encouragement (dorongan).
  • Limited Questioning (pertanyaan terbatas)Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan).

Logo Terapi (Victor Frankl)
Tekniknya :
Victor Frankl dikenal sebagai terapis yang memiliki pendekatan klinis yang detail. Diantara teknik-teknik tersebut adalah yang dikenal dengan intensi paradoksal, yang mampu menyelesaikan lingkaran neurotis yang disebabkan kecemasan anti sipatori dan hiper-intensi. Intensi paradoksal adalah keinginan terhadap sesuatu yang ditakuti. Seorang pemuda yang selalu gugup ketika bergaul dengan banyak disuruh Frankl untuk menginginkan kegugupan itu. Contoh lain adalah masalah tidur. Menurut Frankl, kalau anda menderita insomnia, anda seharusnya tidak mencoba berbaring ditempat tidur, memejamkan mata, mengosongkan pikiran dan sebagainya. Anda justru harus berusaha terjaga selama mungkin. Setelah itu baru anda akan merasakan adanya kekuatan yang mendorong anda untuk melangkah ke kasur. 
Teknik terapi Frankl yang kedua adalah de-refleksi. Frankl percaya bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berawal dari perhatian yang terlalu terfokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya.

Analisis Transaksional (Eric Berne)
Tekniknya :


  • Analisis struktural, para klien akan belajar bagaimana mengenali ketiga perwakilan ego-nya, ini dapat membantu klien untuk mengubah pola-pola yang dirasakan dapat menghambat dan membantu klien untuk menemukan perwakilan ego yang dianggap sebagai landasan tingkah lakunya, sehingga dapat melihat pilihan-pilihan.
  • Metode-metode didaktik, AT menekankan pada domain kognitif, prosedur belajar mengajar menjadi prosedur dasar dalam terapi ini.
  • Analisis transaksional, adalah penjabaran dari yang dilakukan orang-orang terhadap satu sama lain, sesuatu yang terjadi diantara orang-orang melibatkan suatu transaksi diantara perwakilan ego mereka, dimana saat pesan disampaikan diharapkan ada respon. Ada tiga tipe transaksi yaitu; komplementer, menyilang, dan terselubung.


Rational  Emotive Therapy (Albert Ellis)
Tekniknya :
TEKNIK KOGNITIF

  • Dispute Kognitif (cognitif diputation) 
  • Analisis Rasional (ratinal analysis) 
  • Dispute standar ganda (double-standart dispute) 
  • Skala katastropi (catastrophe scale) 
  • Devil’s advocate atau rational role riversal 
  • Membuat frame ulang (refeaming)

TEKNIK IMAGERI 

  • Dispute imajinasi ( imaginal disputation) 
  • Kartu kontrol emosional ( the emotional control card – ECC 
  • Proyeksi Waktu (time projection) 
  • Teknik melebih-lebihkan (the blow-up technique)

TEKNIK BEHAVIORAL  

  • Dispute tingkah laku (behavioral disputation) 
  • Bermain peran (role playing) 
  • Peran rsional tebalik (ratinal role reversal) 
  • Pengalaman langsung (exposure) 
  •  Menyerang rasa malu (shame attacking)  
  • Pekerjaan rumah (homework assignment)

Terapi Perilaku 

  • Tokoh dari Classical Conditioning adalah Pavlov. 
  • Tokoh dari Operan Conditioning adalah E.L. Thorndike 
  • Tokoh dari Modelling adalah Walter dan Bandura


Tekniknya :

  • Teknik Desensitisasi Sistematik

Teknik ini digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif, dan menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan itu. Desensitisasi diarahkan kepada mengajar klien untuk menampilkan suatu respon yang tidak konsisten dengan kecemasan.  Desensitisasi juga melibatkan teknik-teknik relaksasi. Klien dilatih santai dan mengasosiasikan keadaan santai dengan pengalaman-pengalaman pembangkit kecemasan yang dibayangkan atau dievaluasi (Nafsiah Ibrahim, 1995:118).

  • Teknik Inplosif dan Pembanjiran

Teknik ini berlandasakan kepada paradigma penghapusan eksperimental. Teknik ini terdiri atas pemunculan stimulus dalam kondisi berulang-ulang tanpa memberikan penguatan. Terapis memunculkan stimulus-stimulus penghasil kecemasan yang berulang-ulang dalam satu rangkaian setting terapi dimana konsekuensi-konsekuensi yang diharapkan dan menakutkan tidak muncul, stimulus yang mengancam, kehilangan daya menghasilkan kecemasannya dan neurotik pun terhapus.

  • Teknik Latihan Asertif

Teknik ini diterapkan pada individu yang mengalami kesulitan menerima kenyataan bahwa menegaskan diri adalah tindakan  yang layak benar. Latihan atau teknik ini membantu orang yang : 

  1. Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung 
  2. Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak 
  3. Dan bentuk lainnya
  • Teknik Aversi (Hukuman)

Dalam seting formal teknik ini biasanya digunakan untuk pemakai narkoba, peminum alkohol, perokok keras. Anak tidak dilarang merokok dan meminum minuman yang sudah diberi ramuan yang membuat mual dan membuatnya muntah. Karena menimbulkan rasa tidak enak, lama-lama keinginan untuk merokok dan meminum alkohol akan berkurang dan hilang.

  • Teknik Pengkondisian Peran

Menurut Skinner (Nafsiah Ibrahim, 1996:121), jika suatu tingkah laku diganjar kemungkinan muncul kembali tingkah laku tersebut akan tinggi. Prinsip perkuatan yang menerangkan pembentukan, pemeliharaan atau penghapusan pola-pola tingkah laku, merupakan inti dari pengkondisian peran. 

Terapi  Kelompok

  1. 1900, Joseph Pratt (internis-Boston) melakukan kunjungan rumah dan mengadakan pertemuan antar penderita TBC
  2. 1910, Jacob Moreno (Psikiater Austria) menggunakan teknik teater (seperti role playing) untuk membantu mengembangkan interaksi dan spontanitas pasien, dengan membawa problemnya pada setting kelompok
  3. 1925, Moreno pindah ke USA dan mengenalkan teknik “psikodrama”
  4. 1931, Moreno mengenalkan istilah “Terapi Kelompok” 
  5. 1930, Institut Tavistock di London dengan dasar teori psikoanalisisnya melayani klein mengembangkan proses kelompok dalam membantu memecahkan problematika 
  6. 1930, Samuel Slavson, seorang engineer, melakukan terapi aktivitas kelompok dan mendorong anggotanya dalam berinteraksi menyelesaikan konflik, impuls dan pola perilaku. 
  7. 1943, Slavson, mengorganisasikan Asosiasi Terapi Kelompok America.
  8. 1964, Slavson menerapkan teknik terapi kelompok dengan pendidikan progresif dan psikoanalisis, untuk membantu anak2 dan remaja yang mengalami gangguan.

tekniknya:

  • Teknik yang melibatkan para anggota
  • Teknik yang melibatkan pemimpin
  • Menggunakan babak-babak terapeutik
  • Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
  • Teknik untuk bekerja dengan individu secara tidak langsung
  • Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi


Terapi Keluarga

  1. ALFRED ADLER, merupakan seorang psikolog pertama dari era modern yang menggunakan terapi keluarga melalui pendekatan sistemis. 
  2. MURRAY BOWEN, seorang pendiri asli dari aliran Family Systems Therapy.
  3. VIRGINIA SATIR, merupakan pengembang terapi keluarga conjoint
  4. CARL WHITAKER, pencipta terapi keluarga pengalaman-simbolis 
  5. ALVADOR MINUCHIN, mulai mengembangkan terapi keluarga struktural
  6. JAY HALEY, seorang penulis prolific, mempunyai dampak signifikan terhadap pengembangan Family Systems Therapy. 
  7. CLOE MADANES, bersama Jay Haley, membentuk Institusi keluarga di Washington DC pada tahun 1970an.

Tekniknya :

  • Model teoritik digunakan oleh terapis untuk mengevaluasi, diagnosis dan mengubah hubungan keluarga
  • Terapi memahami  keluarga secara terpisah dan hak tersebut sebagai tanggung jawab dalam melakukan intervensi terapeutik
  • Gaya, kepribadian, dan nilai yang dimiliki seorang terapis
  • Lapangan atau cakupan terapi keluarga

Terapi Bermain

  1. Sigmund Freud bahwa suatu pendekatan pendidikan dan merupakan teknik-teknik penyembuhan dengan cara bermain dan dapat dilihat melalui analisa kejiwaan. 
  2. Caplan tahun 1974 : terapi permainan bisa dilakukan dengan cara menggunakan alat yang tidak berbahaya, misal : Buku cerita yang dapat digunakan untuk menumbuhkan pola komunikasi antara siswa dengan gurunya.

Tekniknya :

  • Nilai Terapeutik dari permainan
  • Kepada siapa terapi bermain diberikan
  • Prosedur dalam terapi bermain.
  • Hal penting sesudah terapi bermain.

Sumber :

DYAH SEKAR AYU
17511957
3 PA 09