1. Apa yang dimaksut dengan SOFT SKILL ?
Soft skill merupakan istilah sosiologis yang merujuk pada sekumpulan karakteristik kepribadian, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, kepekaan/kepedulian, serta optimisme. Soft skill ini juga melengkapi hard skills yang bisa dikatakan sebagai persyaratan teknis dari suatu pekerjaan.
Soft skill tersebut mencakup :
(a) kualitas pribadi, misalnya tanggung jawab, kepercayaan diri, kemampuan bersosialisasi, pengendalian diri, dan integritas atau kejujuran
(b) keterampilan interpersonal, misalnya berpartisipasi sebagai anggota kelompok, mengajar atau berbagi pengetahuan ke orang lain, melayani pelanggan, kepemimpinan, kemampuan negosiasi, dan bisa bekerja dalam keragaman.
Contoh dari soft skill itu sendiri seperti seorang beladiri yang tidak hanya melatih skillnya namun dia juga
harus melatih mental dan pikiran nya, kemudian semua itu disatukan baru bisa
mendapatkan kesempurnaan dalam berlatih.
Soft skill pada dasarnya merupakan keterampilan personal yaitu keterampilan khusus yang bersifat non-teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar (yang baik), negosiator, dan mediator konflik. Sedangkan Hard skill bersifat teknis dan biasanya sekedar tertulis pada bio data seseorang yang mencakup pendidikan, pengalaman, dan tingkat keahlian (teknis). Soft Skills bisa juga dikatakan sebagai ketrampilan interpersonal seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam sebuah kelompok.
Jadi Softskills adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient) seseorang atau keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan yang lain termasuk dengan dirinya sendiri.
Jadi Softskills adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient) seseorang atau keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan yang lain termasuk dengan dirinya sendiri.
2. Apa perbedaan antara Hard Skill dan Soft Skill ?
Hard skills
merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan
teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sedangkan softskill
adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
(interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya
sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja
secara maksimal.
sumber :
Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill bagus, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi „ "Recruit for Attitude, Train for Skill".
Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan merupakan soft skill.
sumber :
sumber :
Nama : Dyah Sekar Ayu
Pada
perekrutan karyawan biasanya kemampuan teknis dan akademis (hard
skill) lebih mudah diseleksi, dan dapat diketahui pada daftar riwayat
hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang
dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh
psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil
psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun tetapi sangat
membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the
right place’.
sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/perbedaan-softskill-dan-hardskill/
http://hafismuaddab.wordpress.com/2010/02/13/pengertian-soft-skill-dan-hard-skill/
3. Apa keterkaitan Soft Skill dan Hard Skill terhadap dunia kerja dan kuliah?
Dalam dunia kerja yang dibutuhkan tidak hanya kepandaian
akademik/teknis saja, namun juga non akademik. Di sekolah kita lebih
diajarkan mengenai kemampuan akademik saja, sedangkan kemampuan non
akademik kita tidak begitu diperhatikan. Sedangkan nantinya ketika kita
berada di dunia kerja selain mampu dalam menyelesaikan tugas sesuai
dengan kemampuan, kita juga harus mampu beadaptasi dengan baik di dunia
kerja. Kemampuan akademik/teknis disebut juga hardskill, sedangkan
kemampuan non akademik disebut softskill.
Dunia kerja juga percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka
yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai
dalam aspek soft skillnya. Dunia pendidikanpun mengungkapkan bahwa
berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata
kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan
mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill
dan sisanya 80% oleh soft skill.
Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill bagus, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi „ "Recruit for Attitude, Train for Skill".
Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan merupakan soft skill.
sumber :
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Antara Hard Skill dan Soft Skill&&nomorurut_artikel=212
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/perbedaan-softskill-dan-hardskill/
4. Soft Skill apa saja dibutuhkan oleh suatu perusahaan?
Di dalam persaingan seperti sekarang,
kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme yang berbasis kemampuan. Terlebih di
dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan
teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional
Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping
kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of
Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan
menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang
dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah
sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama,
motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan
orientasi nilai pada kinerja yang efektif.
Kemampuan softskill diatas dapat didefinisi, yaitu Kemampuan yang dapat mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :
Kemampuan softskill diatas dapat didefinisi, yaitu Kemampuan yang dapat mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :
- Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan yang win-win solution.
- Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan tabah dalam menjalankan tugas.
- Motiovasi Diri, yang meliputi kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah
- Empati pada Sesama ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan kekeluargaan
- Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim)
Di sisi lain secara teori, di dalam
dunia kerja, ada 3 unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang
dikatakan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi knowledge atau
cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau
affective domain. (Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori
tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur
(measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati
(observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran
akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired
behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. Kompetensi
yang berkaitan langsung dengan bidang kerja.
Selain itu menurut Spencer dan Specer
ada 2 kompetensi yang berkaitan dengan bidang kerja, yakni Generic
competencies, merujuk pada kompetensi yang perlu ada pada semua pegawai
mengarah ke softskills, sikap mental dalam bekerja dan Functional
competencies, merujuk pada kompetensi khusus yang diperlukan bagi suatu
fungsi atau pekerjaan tertentu mengarah ke hardskills dan kemampuan
teknis. Sedangkan di lapangan, kompetensi tersebut terbagi atas
kebutuhan kemampuan;
Knowledge : diukur melalui ujian penilaian yang
dilaksanakan oleh pihak berwenang
Skill : diukur dengan
mengikutsertakan ke dalam pelatihan-pelatihan tertentu dan
Attitude :
diukur secara lebih subjektif melalui penilaian terhadap perilaku yang
ditunjukkan dalam melaksanakan tugas.
Knowledge (melalui pendidikan),
Skill (melalui pelatihan) dan Attitude yg harus dimiliki oleh tenaga
kerja disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia kerja dengan
menggunakan konsep Link and Match.
Sedangkan ketrampilan softskill tenaga kerja, dalam perkembangannya banyak disumbang oleh karakter pribadi yang berasal dari didikan lingkungan keluarga (pola asuh), tradisi dan pengaruh lingkungan sekolah (sosial).
Di beberapa perusahaan, ketrampilan softskill yang dibutuhkan meliputi leadership, kreativitas, kominukasi, kejujuran dan fleksibel. Memang dalam prakteknya ketrampilan softskill dapat dilatih dan disiapkan, namun menurut pengalaman dari PT Charoen Pokphand Indonesia misalnya, perubahan-perubahan dalam organisasi termasuk budaya organisasi juga dapat menyumbang terhadap peningkatan softskill tenaga kerja. Pembinaan softskill yang baik, menurut pengalaman PT. Charoen dengan komunikasi asertif, yaitu komunikasi yang berdasar keterbukaan, jujur, tegas, langsung dan dengan cara yang sopan.
Sedangkan ketrampilan softskill tenaga kerja, dalam perkembangannya banyak disumbang oleh karakter pribadi yang berasal dari didikan lingkungan keluarga (pola asuh), tradisi dan pengaruh lingkungan sekolah (sosial).
Di beberapa perusahaan, ketrampilan softskill yang dibutuhkan meliputi leadership, kreativitas, kominukasi, kejujuran dan fleksibel. Memang dalam prakteknya ketrampilan softskill dapat dilatih dan disiapkan, namun menurut pengalaman dari PT Charoen Pokphand Indonesia misalnya, perubahan-perubahan dalam organisasi termasuk budaya organisasi juga dapat menyumbang terhadap peningkatan softskill tenaga kerja. Pembinaan softskill yang baik, menurut pengalaman PT. Charoen dengan komunikasi asertif, yaitu komunikasi yang berdasar keterbukaan, jujur, tegas, langsung dan dengan cara yang sopan.
sumber :
http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/edisi-122-februari-2011/366-kebutuhan-soft-skill-di-dunia-kerja
Nama : Dyah Sekar Ayu
Kelas : 1 PA 07
NPM : 17511957
Tidak ada komentar:
Posting Komentar