A. TERAPI KELOMPOK
1.
Konsep dasar pandangan terapi kelompok tentang kepribadian
Terapi
kelompok adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok
sebagai media dalam proses pertolongan profesionalnya. Dalam literature
pekerjaan sosial metode ini sering disebut sebagai groupwork atau group
therophy. Di dunia industri, terapi kelompok sangat sering digunakan
sebagai metode mengatasi masalah-masalah yang dialami para pegawai seperti
kecanduan alkohol, obat-obat terlarang, rokok, kemalasan bekerja, konflik antar
pegawai.
2.
Unsur-unsur terapi
a.
Munculnya gangguan
Muncul
dua aliran yang berbeda yang mencakup gambaran tentang proses terapi kelompok.
Satu aliran memusatkan pada peraturan para anggota dan pemimpin, sementara
aliran lainnya memeriksa dengan menggunakan kerangka kerja teoritis untuk
memimpin kelompok.
b.
Tujuan terapi
Menurut
Gisela Konofka (dalam Suharto 1997), tujuan terapi kelompok adalah:
- Individualisasi
- Mengembangkan rasa memiliki (sense of belonging)
- Mengembangkan kemampuan dasar untuk berpartisipasi
- Meningkatkan kemampuan untuk memberikan kontribusi pada keputusan-keputusan melalui pemikiran rasional dan penjelasan kelompok
- Meningkatkan respect terhadap perbedaan orang lain
- Mengembangkan iklim sosial yang hangat dan penuh penerimaan
c.
Peran terapis
Yang
terpenting dalam terapi kelompok adalah konselor / terapis yang harus mempunyi
dasar teori dan terlatih untuk memimpin kelompok, karena dikuatirkan membuat
lebih buruk keadaan.
3. Teknik-teknik terapi
Teknik
yang dapat digunakan ketika melaksanakan terapi kelompok:
- Teknik yang melibatkan para anggota
- Teknik yang melibatkan pemimpin
- Menggunakan babak-babak terapeutik
- Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
- Teknik untuk bekerja dengan individu secara tidak langsung
- Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi
B.
TERAPI KELUARGA
1.
Konsep dasar pandangan terapi keluarga tentang kepribadian
Terapi
keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi keluarga sebagai sub bab
pada psikologi klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang
melihat individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik
beratkan pada proses interpersonal. Terapi keluarga merupakan intervensi
spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga
secara sehat. Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang
ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. Menurut
teori awal dari psikopatologi, lingkungan keluarga dan interksi orang tua anak
adalah penyebab dari perilaku maladaptive (Batesan et al, 1956; Lidz&Lidz,
1949 ;Sullivan, 1953). Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an
oleh seorang Antropologis bernama Gregory Batesan yang meneliti tentang pola
komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto, California.
2.
Unsur-unsur terapi
a.
Munculnya gangguan
Peran serta
keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa. Keluarga merupakan tempat dimana
individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga
dipandang sebagai satu sistem sehingga gangguan yang terjadi pada salah satu
anggota dapat mempengaruhi sistem, disfungsi dalam keluarga dapat sebagai
penyebab gangguan.
b.
Tujuan terapi
- Menurunkan konflik kecemasan keluarga
- Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga
- Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis
- Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
- Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga
- Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga
c.
Peran terapis
- Merawat klien secara utuh: observasi stres emosi klien dan keluarga
- Mengkaji fungsional dan disfungsional keluarga
3.
Teknik-teknik terapi
- Model teoritik digunakan oleh terapis untuk mengevaluasi, diagnosis dan mengubah hubungan keluarga
- Terapi memahami keluarga secara terpisah dan hak tersebut sebagai tanggung jawab dalam melakukan intervensi terapeutik
- Gaya, kepribadian, dan nilai yang dimiliki seorang terapis
- Lapangan atau cakupan terapi keluarga
C.
TERAPI BERMAIN
1.
Konsep dasar pandangan terapi bermain tentang kepribadian
Menurut
Thompson dan Henderson (2007: 415), terapi bermain adalah penggunaan
model-model teoritis secara sistematis untuk menjalin sebuah proses
interpersonal dimana seorang terapis menggunakan kekuatan-kekuatan terapetik
dari kegiatan bermain, untuk membantu para klien dalam mencegah atau mengatasi
masalah-masalah psikososial pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Caplan (1974) berpendapat bahwa terapi permainan bisa dilakukan dengan
cara menggunakan alat yang tidak berbahaya, misal : Buku cerita yang dapat
digunakan untuk menumbuhkan pola komunikasi antara siswa dengan gurunya.
Melalui kegiatan bermain anak dapat bereksplorasi, mengekspresikan kehendaknya,
mengungkapkan batin mereka serta menguji berbagai situasi dan perilaku dalam
sebuah lingkungan yang mendukung.
2.
Unsur-unsur terapi
a.
Munculnya gangguan
Permainan merupakan suatu kesibukan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari dari diri anak berkebutuhan khusus dan berguna bagi
dirinya dalam kehidupannya yang mandiri kelak.
b.
Tujuan terapi
- Keterampilan mengurus diri sendiri (Self help skills)
- Kemampuan untuk melakukan kegiatan tertentu, kemampuan sensorik motorik kasar dan halus.(psycho-motor performance)
- Penyesuaian diri terhadap lingkungannya (social adaptation)
- Keterampilan diri bagi kesiapan kerja di masyarakat (prevocational skills)
- Meningkatkan kemampuan berpikir
- Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
- Meningkatkan kemampuan sosial-emosional
- Meningkatkan dan mengembangkan percaya diri
- Meningkatkan dan mengembangkan kemandirian
- Meningkatkan dan mengembangkan perasaan seni
- Memperbaiki penyimpangan perilaku
- Meningkan dan mengembangkan pengindraan
c.
Peran terapis
- Sarana pencegahan : tidak menambah permasalahan baru dan menghambat proses belajarnya.
- Sarana penyembuhan : dapat disembuhkan atau dilatih dengan sarana belajar melalui bentuk-bentuk permainan yang bertujuan mengembalikan fungsi fisik, psikoterapi, modifikasi perilaku, mengembangkan fungsi sosial, melatih bicara, mempertajam atau latihan visual, latihan auditif, latihan taktil, dll.
- Sarana penyesuaian diri : anak-anak sulit beradaptasi, oleh karena itu dilatih bekelompok dalam permainan.
- Sarana untuk mengembangkan ketajaman penginderaan : untuk menjernihkan penglihatan (visual) misal ; permainan warna, bentuk, jarak dll.
- Sarana mengembangkan kepribadian : anak dapat bergerak dengan bebas dan aktif melakukan berbagai kegiatan dengan perasaan gembira dan menyenangkan.
- Sarana untuk latihan aktifitas sehari-hari : permainan memasak, berdagang, rumah-rumahan dll.
3. Teknik-teknik terapi
- Nilai Terapeutik dari permainan
- Kepada siapa terapi bermain diberikan
- Prosedur dalam terapi bermain.
- Hal penting sesudah terapi bermain.
D.
REVIEW
Terapi
Psikoanalisis (Sigmund Freud)
Tekniknya
:
- Asosiasi bebas : Suatu metode pemanggilan kembali pengalaman masa lalu & pelepasan emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu
- Penafsiran : Suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi
- Analisis Mimpi : Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan
- Analisis dan Penafsiran Resistensi : Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada dibalik resistensi sehingga dia bias menanganinya
- Analisis & Penafsiran Transferensi : Teknik utama dalam Psikoanalisis karena mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi
Terapi
Humanistik Eksistensial (Abraham Maslow)
Tekniknya :
- Penerimaan
- Rasa horma
- Memahami
- Menentramkan
- Memberi dorongan
- Pertanyaan terbatas
- Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
- Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan klien
- Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.
Person Centered Therapy (Carl Ransom Rogers)
Tekniknya:
- Acceptance (penerimaan)
- Respect (rasa hormat)
- Understanding (mengerti, memahami)
- Reassurance (Menentramkan hati, meyakinkan)
- Encouragement (dorongan).
- Limited Questioning (pertanyaan terbatas)Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan).
Logo Terapi (Victor
Frankl)
Tekniknya
:
Victor
Frankl dikenal sebagai terapis yang memiliki pendekatan klinis yang detail.
Diantara teknik-teknik tersebut adalah yang dikenal dengan intensi paradoksal,
yang mampu menyelesaikan lingkaran neurotis yang disebabkan kecemasan anti
sipatori dan hiper-intensi. Intensi paradoksal adalah keinginan terhadap
sesuatu yang ditakuti. Seorang pemuda yang selalu gugup ketika bergaul dengan
banyak disuruh Frankl untuk menginginkan kegugupan itu. Contoh lain adalah
masalah tidur. Menurut Frankl, kalau anda menderita insomnia, anda seharusnya
tidak mencoba berbaring ditempat tidur, memejamkan mata, mengosongkan pikiran
dan sebagainya. Anda justru harus berusaha terjaga selama mungkin. Setelah itu
baru anda akan merasakan adanya kekuatan yang mendorong anda untuk melangkah ke
kasur.
Teknik
terapi Frankl yang kedua adalah de-refleksi. Frankl percaya bahwa sebagian
besar persoalan kejiwaan berawal dari perhatian yang terlalu terfokus pada diri
sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada
orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya.
Analisis
Transaksional (Eric Berne)
Tekniknya
:
- Analisis struktural, para klien akan belajar bagaimana mengenali ketiga perwakilan ego-nya, ini dapat membantu klien untuk mengubah pola-pola yang dirasakan dapat menghambat dan membantu klien untuk menemukan perwakilan ego yang dianggap sebagai landasan tingkah lakunya, sehingga dapat melihat pilihan-pilihan.
- Metode-metode didaktik, AT menekankan pada domain kognitif, prosedur belajar mengajar menjadi prosedur dasar dalam terapi ini.
- Analisis transaksional, adalah penjabaran dari yang dilakukan orang-orang terhadap satu sama lain, sesuatu yang terjadi diantara orang-orang melibatkan suatu transaksi diantara perwakilan ego mereka, dimana saat pesan disampaikan diharapkan ada respon. Ada tiga tipe transaksi yaitu; komplementer, menyilang, dan terselubung.
Rational
Emotive Therapy (Albert Ellis)
Tekniknya
:
TEKNIK KOGNITIF
- Dispute Kognitif (cognitif diputation)
- Analisis Rasional (ratinal analysis)
- Dispute standar ganda (double-standart dispute)
- Skala katastropi (catastrophe scale)
- Devil’s advocate atau rational role riversal
- Membuat frame ulang (refeaming)
TEKNIK IMAGERI
- Dispute imajinasi ( imaginal disputation)
- Kartu kontrol emosional ( the emotional control card – ECC
- Proyeksi Waktu (time projection)
- Teknik melebih-lebihkan (the blow-up technique)
TEKNIK BEHAVIORAL
- Dispute tingkah laku (behavioral disputation)
- Bermain peran (role playing)
- Peran rsional tebalik (ratinal role reversal)
- Pengalaman langsung (exposure)
- Menyerang rasa malu (shame attacking)
- Pekerjaan rumah (homework assignment)
Terapi
Perilaku
- Tokoh dari Classical Conditioning adalah Pavlov.
- Tokoh dari Operan Conditioning adalah E.L. Thorndike
- Tokoh dari Modelling adalah Walter dan Bandura
Tekniknya
:
- Teknik Desensitisasi Sistematik
Teknik
ini digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif, dan
menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah
laku yang hendak dihapuskan itu. Desensitisasi diarahkan kepada mengajar klien
untuk menampilkan suatu respon yang tidak konsisten dengan kecemasan.
Desensitisasi juga melibatkan teknik-teknik relaksasi. Klien dilatih santai dan
mengasosiasikan keadaan santai dengan pengalaman-pengalaman pembangkit
kecemasan yang dibayangkan atau dievaluasi (Nafsiah Ibrahim, 1995:118).
- Teknik Inplosif dan Pembanjiran
Teknik ini berlandasakan kepada paradigma penghapusan
eksperimental. Teknik ini terdiri atas pemunculan stimulus dalam kondisi
berulang-ulang tanpa memberikan penguatan. Terapis memunculkan
stimulus-stimulus penghasil kecemasan yang berulang-ulang dalam satu rangkaian
setting terapi dimana konsekuensi-konsekuensi yang diharapkan dan menakutkan
tidak muncul, stimulus yang mengancam, kehilangan daya menghasilkan
kecemasannya dan neurotik pun terhapus.
- Teknik Latihan Asertif
Teknik ini diterapkan pada individu yang mengalami
kesulitan menerima kenyataan bahwa menegaskan diri adalah tindakan yang
layak benar. Latihan atau teknik ini membantu orang yang :
- Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung
- Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak
- Dan bentuk lainnya
- Teknik Aversi (Hukuman)
Dalam seting formal teknik ini biasanya digunakan
untuk pemakai narkoba, peminum alkohol, perokok keras. Anak tidak dilarang
merokok dan meminum minuman yang sudah diberi ramuan yang membuat mual dan
membuatnya muntah. Karena menimbulkan rasa tidak enak, lama-lama keinginan
untuk merokok dan meminum alkohol akan berkurang dan hilang.
- Teknik Pengkondisian Peran
Menurut Skinner (Nafsiah Ibrahim, 1996:121), jika
suatu tingkah laku diganjar kemungkinan muncul kembali tingkah laku tersebut
akan tinggi. Prinsip perkuatan yang menerangkan pembentukan, pemeliharaan atau
penghapusan pola-pola tingkah laku, merupakan inti dari pengkondisian
peran.
Terapi Kelompok
- 1900, Joseph Pratt (internis-Boston) melakukan kunjungan rumah dan mengadakan pertemuan antar penderita TBC
- 1910, Jacob Moreno (Psikiater Austria) menggunakan teknik teater (seperti role playing) untuk membantu mengembangkan interaksi dan spontanitas pasien, dengan membawa problemnya pada setting kelompok
- 1925, Moreno pindah ke USA dan mengenalkan teknik “psikodrama”
- 1931, Moreno mengenalkan istilah “Terapi Kelompok”
- 1930, Institut Tavistock di London dengan dasar teori psikoanalisisnya melayani klein mengembangkan proses kelompok dalam membantu memecahkan problematika
- 1930, Samuel Slavson, seorang engineer, melakukan terapi aktivitas kelompok dan mendorong anggotanya dalam berinteraksi menyelesaikan konflik, impuls dan pola perilaku.
- 1943, Slavson, mengorganisasikan Asosiasi Terapi Kelompok America.
- 1964, Slavson menerapkan teknik terapi kelompok dengan pendidikan progresif dan psikoanalisis, untuk membantu anak2 dan remaja yang mengalami gangguan.
tekniknya:
- Teknik yang melibatkan para anggota
- Teknik yang melibatkan pemimpin
- Menggunakan babak-babak terapeutik
- Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
- Teknik untuk bekerja dengan individu secara tidak langsung
- Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi
Terapi
Keluarga
- ALFRED ADLER, merupakan seorang psikolog pertama dari era modern yang menggunakan terapi keluarga melalui pendekatan sistemis.
- MURRAY BOWEN, seorang pendiri asli dari aliran Family Systems Therapy.
- VIRGINIA SATIR, merupakan pengembang terapi keluarga conjoint.
- CARL WHITAKER, pencipta terapi keluarga pengalaman-simbolis
- ALVADOR MINUCHIN, mulai mengembangkan terapi keluarga struktural
- JAY HALEY, seorang penulis prolific, mempunyai dampak signifikan terhadap pengembangan Family Systems Therapy.
- CLOE MADANES, bersama Jay Haley, membentuk Institusi keluarga di Washington DC pada tahun 1970an.
Tekniknya
:
- Model teoritik digunakan oleh terapis untuk mengevaluasi, diagnosis dan mengubah hubungan keluarga
- Terapi memahami keluarga secara terpisah dan hak tersebut sebagai tanggung jawab dalam melakukan intervensi terapeutik
- Gaya, kepribadian, dan nilai yang dimiliki seorang terapis
- Lapangan atau cakupan terapi keluarga
Terapi
Bermain
- Sigmund Freud bahwa suatu pendekatan pendidikan dan merupakan teknik-teknik penyembuhan dengan cara bermain dan dapat dilihat melalui analisa kejiwaan.
- Caplan tahun 1974 : terapi permainan bisa dilakukan dengan cara menggunakan alat yang tidak berbahaya, misal : Buku cerita yang dapat digunakan untuk menumbuhkan pola komunikasi antara siswa dengan gurunya.
Tekniknya
:
- Nilai Terapeutik dari permainan
- Kepada siapa terapi bermain diberikan
- Prosedur dalam terapi bermain.
- Hal penting sesudah terapi bermain.
Sumber :
DYAH SEKAR AYU
17511957
3 PA 09