Beberapa pandangan atau aliran dalam psikologi yang
memiliki konsep berbeda tentang manusia, di antaranya:
A.
Pandangan Psikoanalisa
Dalam aliran ini menyatakan bahwa kebanyakan
dari apa yang manusia lakukan dan pikirkan adalah hasil dari keinginan dan
dorongan yang mencari permunculan dalam perilaku dan pikiran. Menurut Freud, manusia pada umumnya sejak dilahirkan
akan mengalami tahapan-tahapan seksualitas, yaitu:
1) Fase oral (0-2 tahun). Pada fase ini, kepuasan seksual
berada di sekitar mulut (menghisap dan makan).
2) Fase anal (2-5 tahun). Pada fase ini, daerah kepuasan
berpindah pada anus.
3) Fase phalic (6-7 tahun). Pada fase ini kepuasan
seksual berada pada alat kelamin.
4) Fase latent (7- pubertas). Pada fase ini kepuasan
seksual tersembunyi/tidak nampak.
5) Fase genital (pubertas sampai dewasa). Segala kepuasan
seks terutama berpusat di alat kelamin. Namun berbeda dengan fase phalic, pada
fase ini orientasinya ke arah reproduksi atau menghasilkan keturunan.
Aliran
psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego,
super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan potensi yang dimiliki
oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan
pengalaman-pengalaman dini.
Kepribadian
Sehat menurut Psikoanalisa:
- Pada alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak-anak yang traumatis.
- Individu bersifat egois, tidak bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan.
- Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
- Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
- Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif
- Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada
Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi
tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi
ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar
akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental
yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui
bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan
dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat
semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau
agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber,
yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang
dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke
dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang memainkan peran
tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen
mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat
kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui
oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual
conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara
bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
B.
Pandangan Behaviorisme
Salah
satu yang menganut aliran behaviorisme adalah John B. Watson. Behaviorisme
atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam
psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk
tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku.
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah
tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti
pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang
bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara
publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti
pikiran dan perasaan). Teori-teori
behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan
kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku
manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan.
Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
- Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu
- Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium
Manusia
dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin
kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu
perilaku yang ditentukan oleh lingkungan.
C.
Pandangan Humanistik
Abraham Maslow dikenal sebagai bapak psikologi
humanistik. Menurutnya, manusia adalah makhluk kreatif yang dikendalikan oleh
niali-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri, bukan oleh kekuatan ketidaksadaran.
Menurut Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan rasa cinta dan memiliki
d. Kebutuhan akan penghargaan
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Dalam hal ini, 5 hirarki
kebutuhan termasuk salah satu pengendali manusia. Setelah memenuhi kebutuhan di
tingkat terendah, manusia harus berusaha memenuhi kebutuhan di tingkat atasnya
agar dapat dinyatakan sebagai pribadi yang sehat dan ideal.
Sumber:
Basuki, Heru A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta:Gunadarma
Sumber:
Basuki, Heru A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta:Gunadarma
DYAH SEKAR AYU
2 PA 09
17511957